Cepat Tepat dan Akurat




Thursday, July 27, 2023

Mencegah Politisasi Sekolah dan Kampus dalam Pemilu dan Pemilihan 2024

Pemilu 2024

Musirawas,PWO - Pemilu dan pemilihan umum merupakan momen penting dalam kehidupan berdemokrasi suatu negara. 


Saat ini, masyarakat berhak untuk memilih pemimpin dan wakilnya, yang akan bertanggung jawab atas pengelolaan negara dan kepentingan rakyat. 


Namun, pelaksanaan pemilu dan pemilihan tidak selalu berjalan dengan baik karena sering kali terjadi politisasi yang berlebihan, termasuk di lingkungan sekolah dan kampus.


Politisasi semacam ini harus dihindari agar tidak mengganggu proses pembelajaran dan menciptakan suasana yang kondusif bagi dunia pendidikan. 


Demikian antara lain paparan webinar Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) yang diikuti Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan yang mengusung tema "Mencegah Politisasi Sekolah dan Kampus dalam Pemilu dan Pemilihan Tahun 2024” melalui  Video Conference bertempat di Ruang Kerja Sekda Kabupaten Musi Rawas, Kamis (27/07/2023).


Dalam pemaparan webinar ini hendaknya memberikan edukasi pendidikan pemilihan bagi anak didik di sekolah maupun kampus dalam pentingnya partisipasi pemilu serta kerahasiaan suara setiap individu dalam pemilihan.


Setiap anak didik tingkat SMA dan kampus yang sudah masuk usia memilih, memiliki hak dan kewajiban untuk memilih. 


Dikarenakan banyaknya pemilih muda pada 2024, maka netralitas ASN khususnya tenaga pendidik sangatlah penting di dalam ruang lingkup sekolah maupun kampus. 


Disampaikan juga bahwasanya pemilu memiliki banyak tantangan, di antaranya ada tiga tantangan utama dalam pemilu yaitu pemutakhiran data pemilu, netralitas ASN dan politik uang.


Terpisah, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO), Rudi Rediansyah mengatakan, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah politisasi sekolah dan kampus dalam pemilu dan pemilihan 2024.

Rudi Rediansyah

Menurut Rudi, menegakkan netralitas institusi pendidikan sangat penting. Sekolah dan kampus harus selalu menjunjung tinggi netralitas dalam segala hal, termasuk dalam konteks politik. 


"Pimpinan institusi pendidikan harus mengeluarkan kebijakan yang tegas untuk melarang pihak-pihak politik atau peserta pemilu menggunakan fasilitas dan sumber daya sekolah/kampus untuk kepentingan politik,"ujar Rudi


Guru dan dosen juga harus diingatkan tentang pentingnya tetap netral dalam menyampaikan informasi dan pandangan politik mereka di kelas.


Selain itu, demikian Rudi, edukasi dan kesadaran politik penting untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran politik di kalangan siswa dan mahasiswa. 


"Hal ini dapat dilakukan melalui program-program edukasi yang memberikan informasi tentang proses pemilu, sistem politik, serta peran aktif masyarakat dalam menjalankan demokrasi," tambah Rudi Rediansyah


Ia menjelaskan, dengan memahami pentingnya netralitas dan kritis dalam berpolitik, diharapkan para pelajar akan lebih mampu menghindari terjebak dalam politisasi yang berlebihan.


Dan yang tak kalah penting, kata Rudi, pembatasan kegiatan politik di lingkungan pendidikan. Institusi pendidikan sebaiknya membatasi kegiatan politik di dalam lingkungannya. 


Ia mencontohkan, melarang kampanye politik di area sekolah/kampus, baik yang dilakukan oleh peserta pemilu maupun oleh organisasi mahasiswa atau siswa. 


Hal ini dapat membantu menjaga fokus utama institusi pendidikan, yaitu memberikan pendidikan berkualitas tanpa gangguan politik yang tidak perlu.


"Peran orang tua dan masyarakat sangat penting dalam mencegah politisasi sekolah dan kampus,"ujarnya seraya menjelaskan orang tua harus mendukung pendekatan netralitas dan mengajarkan anak-anak mereka tentang demokrasi yang sehat dan bertanggung jawab. 


Sementara itu, masyarakat perlu mendukung pendidikan yang berkualitas dan menekankan pentingnya netralitas dalam dunia pendidikan.


Dalam menyongsong pemilu dan pemilihan 2024, mencegah politisasi sekolah dan kampus menjadi tanggung jawab bersama. 


"Semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari politisasi berlebihan sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan generasi muda dapat tumbuh menjadi warga negara yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa,"pungkasnya. (ica)

Share:

Comments



Blog Archive