Cepat Tepat dan Akurat




Tuesday, July 4, 2023

Pendekatan Kearifan Lokal Dalam Upaya Pencegahan Karhutla

Kaehutla
Portal Wacana Online-Dorongan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terus terjadi mendapat perhatian dari Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan. 

Ia mengusulkan penguatan pengawasan di tingkat pemerintah daerah dan pentingnya pendekatan kearifan lokal dalam upaya pencegahan tersebut.

Menurut Daniel, daerah memiliki pengetahuan yang mendalam tentang karakteristik setempat, ketersediaan sumber daya, dan hubungan yang kuat dengan masyarakat lokal. 

Pendekatan ini dianggap kunci dalam mencegah Karhutla. Oleh karena itu, perangkat kerja di daerah harus melakukan edukasi yang masif dengan memanfaatkan kearifan lokal.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa luas Karhutla di Indonesia pada periode Januari-Desember 2022 mencapai 204.894 hektar (Ha). Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 253.973 Ha atau setara dengan 42,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 358.867 Ha.

Meskipun terjadi penurunan, Daniel tetap mengingatkan Pemerintah untuk menyelesaikan masalah Karhutla mengingat kekayaan alam Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. 

Karhutla tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mengancam kehidupan manusia, keanekaragaman hayati, dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar.

Untuk mencegah Karhutla yang semakin meluas, Daniel menekankan pentingnya pencegahan sejak dini melalui sosialisasi, imbauan, dan edukasi kepada masyarakat dan pemilik lahan. Pendekatan yang melibatkan unsur sosial budaya juga harus dipertimbangkan. 

Menurutnya, tokoh agama, tokoh masyarakat, kepala desa, camat, bupati, dan perangkat daerah lainnya harus terus mensosialisasikan ke desa-desa yang sering mengalami Karhutla. Pendekatan kearifan lokal juga perlu diterapkan untuk mencapai hasil yang optimal.

Selain itu, upaya pengendalian Karhutla seperti pengaturan status kedaruratan, patroli terpadu, operasi udara (termasuk patroli udara, water bombing, dan teknologi modifikasi cuaca), serta upaya pemadaman dini perlu ditingkatkan. Daniel juga menegaskan pentingnya operasi darat seperti patroli mandiri dan pemadaman dini.

"Kolaborasi ini juga menciptakan sinergi antara berbagai kebijakan dan program yang diimplementasikan oleh pemerintah pusat dan daerah," jelasnya.

Perlu diketahui bahwa kasus Karhutla kembali terjadi, salah satunya di Provinsi Kalimantan Selatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (BPBD Kalsel) mencatat bahwa luas total Karhutla di daerah tersebut mencapai 163,15 hektar.

Terdapat 2.168 titik api yang menyebar di 13 kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan, seperti Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Banjar. Daniel mendorong penanganan Karhutla di Kalsel dilakukan dengan cepat dan efektif. 

Ia juga meminta aparat berwajib menyelidiki penyebab dan pelaku Karhutla. Tindakan serius dan tegas diperlukan agar pelaku pembakaran merasakan efek jera.

"Upaya penghancuran hutan dan lahan adalah praktik menghancurkan aset negara dan masa depan bangsa yang harus diperhatikan serius oleh aparat berwajib," tegas Daniel.

Daniel juga mengimbau petugas gabungan untuk mengambil langkah-langkah guna meminimalisir penyebaran titik api. Dengan demikian, Karhutla tidak akan meluas ke daerah lain.

"Upaya penanggulangan titik api agar tidak meluas juga penting. Kita tidak bisa hanya mengandalkan bantuan hujan terus menerus jika ingin mencegah Karhutla meluas," ujarnya.

Di sisi lain, Daniel mengingatkan Pemerintah pusat untuk memiliki strategi yang akurat dalam menyusun kebijakan terkait pencegahan dan penanganan Karhutla. Hal ini termasuk menetapkan aturan yang tegas terkait pengelolaan hutan dan lahan.

Dengan adanya pendekatan kearifan lokal, upaya pencegahan yang masif, peningkatan pengendalian Karhutla, dan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, diharapkan Karhutla dapat diminimalisir. Penting bagi kita semua untuk menjaga kelestarian sumber daya alam Indonesia dan melindungi lingkungan demi masa depan yang berkelanjutan.(*/ica)

Share:

Comments



Blog Archive