Cepat Tepat dan Akurat




Sunday, June 4, 2023

IGTKI, 73 Tahun Mengabdi Untuk Negeri

 

Musirawas,PWO-Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI)
merupakan organaisasi profesi yang manunggal dalam PGRI, namun tetap
mandiri dalam IGTKI,sehingga nama organisasi profesi yang didirikan
pada 22 Mei 1950 di Jakarta itu menjadi IGTKI PGRI.

Puncak kegiatan peringatan Hari Lahir IGTKI PGRI ke 73 yang digelar
di Tugu Monas, Jakarta, Minggu (4/6/20230) dihadiri 15 ribu Pengurus dan Guru TK se-Indonesia.

Ketua IGTKI PGRI Kabupaten Musirawas, Meilia Oktarida M.TPd yang dihubungi melalui saluran telp mengatakan, kabupaten Musirawas mengirimkan 12 orang untuk menghadiri HUT ke 73 IGTKI PGRI yang digelar di Tugu Monas

"12 orang ketua pengurus kabupaten dan pengurus kecamatan untuk menghadiri HUT ke 73 ,"ujar Meilia.

Dikatakan, 15ribu orang Pengurus dan guru TK se Indonesia turut hadir dalam acara puncak HUT PGRI yang dihadiri ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IGTKI PGRI, Nur Sriyati


Turut hadir Menko PMK Muhadjir Effendy diwakili Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan Kemenko PMK, Jazziray Hartoyo.

Meilia menambahkan, IGTKI merupakan ujung tombak pencetak generasi penerus yang berkualitas. 


Hal ini selaras dengan tema peringatan tahun ini, 73 Tahun IGTKI PGRI mengabdi untuk negeri dengan menyelenggarakan layanan pendidikan anak usia dini berkualitas melalui guru Taman Kanak-Kanak yang berkualitas dan bermartabat.

Meilia menghimbau agar guru TK khususnya meningkatkan kualitas dan kompetensi diri, menjadi sosok yang adaptif dan inovatif, sesuai dengan semangat merdeka belajar yang dilandasi tanggungjawab,

"Kebebasan dalam belajar harus menjadi fokus utama. Kebebasan anak-anak untuk menggali dan mengeksplorasi minat dan bakat tanpa adanya tekanan,"ujar Meilia Oktarida.

Kepala Sekolah TK Negeri Pembina Muara Beliti itu mengatakan, seorang anak dapat menjadi baik atau sebaliknya menjadi buruk tergantung bagaimana kita mendidiknya.


"Anak jika diibaratkan sebagai sebuah kertas, mereka itu seperti kertas putih  yang masih polos. Sebagai orang tua, kita harus pandai-pandai mengisi kertas kosong dan polos itu dengan hal-hal baik dan positif,"pungkasnya (icha)

Share:

Comments



Blog Archive