Dalam sambutannya, Herdawan menyampaikan atas nama Pemkot Lubuklinggau dan pribadi menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan ini. Sebagaimana diketahui, kegiatan ini difasilitasi oleh Benny Institute dan Balai Bahasa Provinsi Sumsel.
Menurutnya, dengan budaya baca dan tulis dapat menggali potensi kita semua, apalagi sekarang sudah masuk di era milenial dan era digitalisasi.
Di dalam aplikasi google semuanya tersedia, namun ada hal yang perlu disharing dalam perkembangan media masa saat ini dikarenakan pasti ada hal negatif atau tidak benar.
Mengenai potensi yang ada tersebut sambungnya, harus digali dengan kearifan lokal agar penggiat literasi dapat berkembang dengan baik.
"Silakan berkolaborasi dikarenakan disini ada balai bahasa, Dinas Perpustakaan dan Benny Institute," ujarnya.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Perpustakaan dan Kearsipan Kota Lubuklinggau, Putra Alam dalam kesempatan itu mengatakan pihaknya juga menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan ini karena diharapkan akan lahir penerus Benny Institute.
Menurutnya, Benny Institute adalah komunitas yang patut di contoh dalam dunia literasi sekaligus penggerak literasi.
Sedangkan Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumsel, Karyono, SPd. menyampaikan ada tiga program besar Balai Bahasa Provinsi Sumsel yakni literasi, budaya baca dan perlindungan bahasa. Kegiatan ini adalah kegiatan kedua yang diadakan di Kota Lubuklinggau.
Pendirian komunitas literasi harus ada izin dari RT setempat dan harus membuat badan hukum di notaris, tujuannya apabila ada bantuan pemerintah pusat dapat diterima oleh komunitas tersebut.
Kepala Disdikbud Kota Lubuklinggau, H Dian Chandera menyampaikan peserta kegiatan ini tidak hanya dari Kota Lubuklinggau, namun diikuti juga dari Kabupaten Musi Rawas dan Musi Rawas Utara.
Kenapa baru saat ini kata-kata literasi baru digaungkan, pada hal kata literasi sudah ada sejak lama karena dengan adanya literasi dapat meningkatkan kemampuan berfikir lebih baik.
Literasi sangat banyak jenisnya diantaranya ada literasi baca, literasi digital, numerasi, saint, finansial serta literasi kebudayaan dan kewarganegaraan.
"Komunitas yang bagus adalah dinilai dari apa yang dikerjakan komunitas tersebut bukan hanya untuk dapat bantuan, namun dapat berguna di dunia pendidikan," pungkasnya.(*/acm).