Musirawas, PWO- Viral di media sosial, Oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Musirawas Sumsel mengusir dan mendorong wartawan, Jumat (14/7/2023).
Dalam rekaman video yang beredar, terlihat petugas Satpol PP berseragam mendorong wartawan sementara rekannya berteriak mengusir wartawan yang sedang menjalankan tugas jurnalistiknya.
Andi, salah satu wartawan yang hadir di lokasi kejadian, membeberkan kronologis kejadian tersebut. “Awalnya kami sedang meliput kegiatan wakil bupati di auditorium Pemkab Musi Rawas.
Setelah itu, saya dan rekan ingin bertemu dengan staf bagian umum untuk mendapatkan informasi terkait pemberitaan. Namun, kami dilarang oleh resepsionis," kata Andi.
BACA JUGA :
Andi menirukan ucapan resepsionis tersebut dengan mengatakan, "Kamu tidak boleh masuk ke sini, meliput saja, jangan berkeliaran."
Kejadian ini membuat Deni, jurnalis online lainnya, mempertanyakan alasan di balik pelarangan tersebut.
“Petugas Satpol PP bernama Debi yang terlihat diseragamnya langsung mendorong saya sambil bilang 'keluar, keluar!'” jelas Deni
Situasi memanas ketika penjaga resepsionis juga ikut melakukan intimidasi wartawan yang sedang menjalankan tugasnya mengalami kekerasan dan pembatasan yang tidak wajar.
Peristiwa ini sangat disesalkan karena menghambat jurnalis dalam menjalankan tugas jurnalistiknya menyangkut kepentingan publik.
Sekretaris Daerah Kabupaten Musi Rawas, Ir. H Aidil Rusman, MM belum memberikan tanggapan atas kejadian tersebut, meski telah dihubungi melalui pesan WhatsApp.
Senada dengan itu, Wakil Bupati Musirawas, Hj. Suwarti S.IP., juga belum menanggapi kejadian tersebut.
BACA JUGA :
- Balita Asal Lubuklinggau Menang di Tingkat Provinsi di Ajang LBI
- Carnaval Budaya, Lubuklinggau Tampil Memukau di Makasar
Sementara itu, Jhuan Silitonga, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Musi Rawas, menyayangkan adanya hambatan terhadap wartawan yang sedang melakukan tugas peliputan di Kantor Bupati Musi Rawas.
Petugas harus diberikan pemahaman tentang prosedur yang tepat dan fleksibel untuk menerima tamu, terutama jurnalis yang sedang melakukan tugas peliputan.
“Bedakan antara wartawan yang sedang melakukan tugas peliputan dan mereka yang hanya berkunjung. Apalagi wartawan yang menghadapi intimidasi dan kekerasan ini dalam rangka memenuhi tugasnya untuk mengejar narasumber sesuai arahan tim redaksinya,” kata Jhuan.
Oleh karena itu, Jhuan meminta agar pimpinan memberikan arahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Kalau tidak ada perbaikan, kejadian serupa akan terjadi lagi. Bagaimana kita bisa berkolaborasi untuk membangun daerah jika kita tidak bisa menangani masalah seperti ini"tutup Jhuan (ica)